Minggu, 19 April 2015

Sejarah Lahirnya Pancasila

BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar belakang

Kurangnya pengetahuan masyarakat mengenai sejarah lahirnya pancasila mendorong semangat kami untuk menyusun makalah ini. Makalah ini mndeskripsikan periodisasi tahap-tahap perkembangan sejarah Indonesia. Membandingkan karakteristik setiap periode sejarah Indonesia untuk mencari kesinambungan sejarah Indonesia. Menginterprestasi peristiwa sejarah dalam setiap periode untuk menemukan nila-nilai persatuan Indonesia. Sejarah Pancasila tidak dapat dipisahkan dari sejarah bangsa Indonesia.
Top of FormBottom of Form
Pancasila di Indonesia setelah reformasi tahun 1998 hingga saat ini perlahan-lahan Semakin memudar.Pada zaman orde baru, setiap saat masyarakat dihadapkan pada keharusan untuk mengamalkan nilai-nilai Pancasila.Pada era itulah Pancasila mengalami inflasi.Penerapan Pancasila hanya sebatas pada menghafalkan kalimat semata tanpa menerapkan dan menjiwai nilai-nilai yang terkandung di dalamnya.
Seperti yang telah kita ketahui, Pancasila adalah sumber dari segala sumber hukum yang  ada di Negara Kesatuan Republik Indonesia.Kenyataannya bahwa ternyata banyak sekarang warga Indonesia sendiri lupa dan sudah asing dengan pancasila itu sendiri. Ini tentu menjadi tanda tanya besar kenapa dan ada apa dengan kita sebagai anak bangsa yang justru besar dan mengalami pasang surut masalah negari ini belum bisa mengoptimalkan tentang pengamalannilai-nilai Pancasila tersebut. Terlebih lagi saat ini dengan jaman yang disepakati dengan nama Era Reformasi yang terlahir dengan semangat untuk mengembalikan tata negara ini dari penyelewengan-penyelewengan sebelumnya.



B.     Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan. Rumusan masalah dari makalah ini adalah sebagai berikut :
1.      Bagaimanakah latar belakang sejarah lahirnya pancasila ?
2.      Bagaimanakah sejarah pergerakan Indonesia ?
3.      Bagaimanakah proses Indonesia menuju kemerdekaan ?


C.    Tujuan
Makalah ini disusun dengan tujuan sebagai berikut :
1.      Mendeskripsikan latar belakang sejarah lahirya pancasila.
2.      Menjelaskan sejarah pergerakan Indonesia.
3.      Mendeskripsikan proses Indonesia menuju kemerdekaan.



D.    Manfaat
Makalah ini disusun agar dapat memberikan manfaat antara lain :
1.      Memberikan wawasan kepada pembaca mengenai sejarah lahirnya Pancasila.

2.      Manfaat bagi penulis yakni penulis dapat lebih mendalami dan mempelajari tentang sejarah lahirnya pancasila serta dapat melatih penulis dalam pembuatan makalah.
BAB II
PEMBAHASAN

A.    LATAR BELAKANG SEJARAH
                        Top of Bottom of Form
Masuknya agama-agama besar di Nusantara menandai dimulainya kehidupan beragama pada masyarakat. Di Indonesia agama hindu adalah agama pertama yang masuk pada abad ke-7. Agama yang berdasarkan kitab suci Weda masuk ke Indonesia dari India hingga sekarang peninggalannya yang berupa candi-candi masih berdiri megah seperti Candi Prambanan dan Candi Sari. Masuknya agama Budha sebagai agama yang diajarkan Sidharta Gautama, yaitu orang yang telah mencapai kesempurnaan Buddhisme. Agama yang dikembangkan Sidharta Gautama ini mengajarkan bahwa kesengsaraan bagian kehidupan yang tidak terpisahkan dan orang dapat membebaskan diri dari kesengsaraan dengan menyucikan mental dan moral diri pribadi.
Kedua ajaran tersebut cukup lama berpengaruh di seluruh aspek kehidupan masyarakat Nusantara. Tradisi Jawa sekarang juga merupakan bentuk akulturasi budaya dengan Hindu seperti sesaji, tabur bunga di makam sampai penghormatan terhadap leluhur. Dalam bidang politik, ajaran Hindu-Budha berpengaruh pada kerajaan-kerajaan sebelum datangnya agama Islam.
Sebagai tempat dekat dengan bandar perdagangan Samudra Pasai maupun Selat Malaka maka di Nusantara terjadi kontak dengan berbagai bangsa termasuk pedagan Gujarat yang membawaAjaran Islam masuk ke Indonesia. Proses Islamisasi Indonesia dilakukan oleh wali-wali. Pada abad ke-13 sudah banyak pemeluk Islam di Nusantara terbukti dari berbagai peninggalan sejarah. Bagaimana agama-agama merubah kehidupan dan pandangan masyarakat dapat dilihat pada sistem sosial-ekonominya. Oleh karenanya sistem mengharuskan suatu keterbukaan, saling mengenal adat-istiadat yang berbeda-beda dan saling toleransi. Sistem keterbukaan tersebut menjadi conditio sine qua non bagi perdagangan dan dapat mengurangi sistem feudal (Sartono Kartodirdjo, 1987:19).
Kota-kota pelabuhan tidak hanya menciptakan kontak sosial tetapi juga menyediakan ruang sosial untuk perubahan dan pembaruan. Kota-kota pelabuhan atau pantai terdapat protagonis Islam, seperti di Tuban, Gresik dan Cirebon. Gaya hidup masyakat Islam di Tuban berkembang menunjukan cirri-ciri abangan, yaitu adanya campuran Islam dan Jawa-Hindu. Sebagai vasal Majapahit, penguasa Tuban sejak lama dapat mempertahankan otonominya, sehingga pemeluk agama Islam tidak akan menimbulkan tentangan hebat dari Majapahit. Disisi lain persaingan perdagangan telah menimbulkan pengelompokan pedagang. Adanya ketergantungan penjual pada pembeli mendorong orientasi hubungan lain terutama pada pembeli yang kuat, seperti pedagang Arab, Gujarat, Persi, Benggala, mereka punya wibawa terhadap pedagang Jawa. Agama dan kebudayaan mereka dipandang sebagai pretise oleh pedagang Jawa, sehingga sudah diciptakan kecenderungan menerima agama baru itu.
Otonomi juga member kecenderungan untuk memeluk agama Islam, karena bagi peguasa lokal agama islam merupakan lambang dan sebagai kekuatan menghadapi kekuasaan pusat yang berideologi Hindu. Konversi keagamaan Islam mempermudah hubungan perdagangan internasional yang sebagian besar sudah mereka kuasai. Di lain pihak kekuasaan pusat dengan agama Hindu dan Budha mengalami kemerosotan bersamaan dengan disintegrasi politik dan degenerasi kultural. Akibatnya terciptalah kondisi yang baik bagi suatu perubahan. Dalam politik juga kemudian lahir kerajaan-kerajaan Islam di Pantai Utara Jawa.
Gambaran persebaran Islam menunjukan proses yang cepat terutama di Jawa, Proses Islamisasi yang cepat sampai ke wilayah-wilayah lain di Nusantara menunjukan pengaruh agama bagi kehidupan manusia. Sampai kemudian perdagangan juga membawa kontak dengan Bangsa Eropa yang seperti halnya bangsa-bangsa Asia yang selain melakukan perdagangan juga menyebarkan agama yaitu Agama Katholik dan Agama Kristen yang diterima sebagai agama dan kepercayaan yang melengkapi agama-agama sebelumnya. Pada saat Indonesia menjadi Negara merdeka maka kelima agama yaitu : Hindu, Budha, Islam, Katholik, dan Kristen menjadi agama yang diakui dan disyahkan dalam Undang-Undang Dasar 1945. Setelah Reformasi agama Kong Hu Chu juga diterima dan menjadi agama keenam yang diakui Negara.


B.     SEJARAH PERGERAKAN INDONESIA


Sebelum negara Indonesia terbentuk 17 Agustus 1945, bentuk pemerintahan di Indonesia adalah kerejan. Sejarah Indonesia mencatat ada dua kerajaan besar di Indonesia yaitu Kerajaan Sriwijaya dan Kerajaan Majapahit. Berdasarkan prasasti Muara Takus Sriwijaya terletak di Palembang.pada saat ituPalembang dikenal sebagai pusat ziarah agama Buddha (Sartono Kartodirjo, dkk,1977:53).
Kekuasaan Sriwijaya meliputi wilayah Sumatra, Semenanjung Malaka, dan Jawa. Namun pada awal abad ke-15 muncul beberapa kerajaan Isalam di Utara Sumatra dan hal ini menyebabkan berakhirnya kekuasankerajaan Hindu-Buddha di Sumatra termasuk Sriwijaya.
Majapahit merupakan kerajaan terbesar ke-2 yang wilayahnya meliputi sebagian besar Nusantara. Bahkan kekuasaannya mencapai negara-negara di Asia Tenggara dalam bentuk persahabatan. Gajah Mada sebagai patih di jaman pemerintahan Hayam Wuruk telah menjadikan Majapahit sebagai kerajaan besar dan berkuasa, hal itu dilakukan setelah ia mengucap sumpah Palapa (Rukiyati, dkk. 2013: 35)
Tahun 1364 Gajah Mada wafat,hal tersebut menjadi awal mula keruntuhan Majapahit. Kapan keruntuhan Majapahit juga banyak versi yang berbeda (Sartono, dkk. 1977: 272). Akan tetapi berdasar berita lain kerajaan ini runtuh setelah kekuasaannya jatuh ke tangan Adipati Unus dan beralih mnjadi kerajaan Islam bernama kerajaan Demak.
Awal abad ke-16 bangsa Eropa mulai datang ke Indonesia. Diawali oleh kedatangan Portugis yang kemudian diikuti oleh Belanda. Kedatangan Belanda diawali oleh Cornellis de Houtman di Banten tahun 1596. Kemudian diikuti oleh pedagang-pedagang yang lain. Karena banyaknya pedagang dikawatirkan akan terjadi persaingan yang merugikan Belanda yang kemudian Belanda membentuk VOC (Verenigde Oost Indische Compagnie) pada tahun 1602 (Adi Sudirman. 2014: 250-251).Kekuasaan Belanda terus berlangsung sampai tahun 1942. Kekuasaan Belanda berakhir setelah kedatangan Jepang ke Indonesia.
Kedatangan Jepang ke Indonesia awalnya disambut baik oleh Rakyat Indonesia, karena Jepang melakukan propaganda yang meyakinkan bahwa mereka datang bukan untuk menjajah. Akan tetapi pada kenyataannya Jepang menjadikan Indonesia sebagai daerah penyuplai bahan bakar, menjadikan Indonesia sebagai tempat pemasaran hasil industri, dan sebagai tempat untuk memperoleh tenaga buruh (Adi Sudirman. 2014: 283-285)
Pada awalnya perjuangan melawan penjajah dilakukan secara kedaerahan, namun cara tersebut selalu dapat ditumpas oleh penjajah. Hal tersebut karena belum adanya persatuan yang kuat. Namun setelah tahun 1908 yaitu tahun berdirinya Budu Utomo pergerakan bangsa mulai ada persatuan. Persatuan itu semakin bertambah kuat setelah adanya sumpah pemuda pada 28 Oktober 1928. Dan pergerakan secara nasional semakin kuat setelah berdirinya berbagai organisasi seperti SDI, Indische Partij, PNI, dan GAPI. Dengan adanya organisasi yang bersifat nasional tersebut maka rakyan Indonesia akhirnya dapat merebut kemerdakaan dari para penjajah dan dapat merumuskan dasar negara (http://sejarahramona.blogspot.com/ di download jam 20.15 WIB tgl 24-9-2014).

C.    MENUJU KEMERDEKAAN

        
Masa penjajahan Portugis berakhir pada tahun 1602 setelah Belanda masuk ke Indonesia. Belanda masuk ke Indonesia melalui Banten di bawah pimpinan Cornelius de Houtman. Belanda ingin menguasai pasar rempah-rempah di Indonesia dengan mendirikan Verenigde Oostindische Compagnie (VOC) di Banten pada tahun 1602. Karena pasar di Banten mendapat saingan dari pedagang tionghoa dan inggris maka kantor VOC pindah ke Sulawesi Selatan. Di Sulawesi Selatan, VOC mendapat perlawanan dari Sultan Hasanuddin. Berbagai perjanjian dibuat. Salah satunya adalah perjanjian Bongaya. Akan tetapi, Sultan Hasanuddin tidak mematuhi perjanjian tersebut dan melawan Belanda. Setelah berpindah-pindah tempat, akhirnya VOC sampai d Yogyakarta. Di Yogyakarta, VOC menandatangani perjanjian Giyanti yang isinya adalah Belanda mengakui mangkubumi sebagai Sultan Hamengkubuwono 1.
 Perjanjian Giyanti juga memecah kerajaan Mataram menjadi Kasunan Surakarta dan Kasultanan Yogyakarta. Lalu, akhirnya VOC dibubarkan pada tanggal 1 Januari 1800 setelah Belanda kalah dari Perancis.Pada 1870 Belanda telah membuat kebijakan untuk daerah koloninya yang disebut Hindia Belanda ni dengan “liberalisasi”. Ide-ide liberal yang berkembang di Nederland telah memberi pengaruh kuat terutama dalam bidang ekonominya. Ajarannya di bidang ekonomi yakni menghendaki dilaksanakannya usaha-usaha bebas dan pembebasan kegiatan ekonomi dari campur tangan Negara atau pemerintah (G. Mudjanto : 1989: 19). Kaum liberal pada dasarnya kurang memperhatikan kesejahteraan rakyat sehingga banyak mendapat kritik, diantaranya dari C.Th. Van Deventer yang menulis di majalah de Gids 1899 berjudul Een Eereschuld atau Debt of Honour atau Balas Budi. Dikatakan oleh Van Deventer bahwa kemakmuran Belanda diperoleh karena kerja dan jasa orang Indonesia. Oleh karena itu Belanda harus menyelenggarakan Trias : irigasi, emigrasi dan edukasi. Berkaitan dengan pengajaran, yang dilaksanakan hanyalah pengajaran tingkat rendah, tujuannya untuk memenuhi kebutuhan akan pegawai rendahan, mandor-mandor atau pelayan-pelayan yang bisa membaca dan upah mereka lebih rendah dari pelayan kulit putih. Sesudah 1900 sifat perlawanan mengalami perubahan yaitu, perlawanan bersifat nasional, perlawanan positif dengan senjata taktik modern, diplomasi (model barat).
 Oleh karna itu masyarakat telah menggunakan bahasa Melayu sebelum nasionalisme berkembang dan justru membuat pemerintah Belanda bergetar, karena bahasa mampu menjadi senjata psikologis untuk aspirasi nasional bangsa Indonesia (George Mc Tunan Kahin: 1995:51). Sementara itu Jepang mengalahkan Sekutu di Pearl Harbour pada 8 Desember 1941 dan kemudian mengambil alih kekuasaan Belanda di Indonesia pada tahun 1942. Janji Jepang akan membebaskan Indonesia dari penjajahan dan memajukkan rakyat Indonesia. Janji Jepang baru mulai direalisir setelah Jepang makin terdesak oleh Sekutu. Sekutu segera bangkit dari kekalahan Jepang dan mulai merebut ulau-pulau antara Australia dan Jepang pada April 1944 mendarat di Iriaan Barat. Pemerintahan Jepang di Indonesia berakhir setelah Jepang kalah dari tentara sekutu di Perang Dunia II. Dua kota di Jepang yaitu Hiroshima dan Nagasaki dijatuhi bom oleh tentara sekutu. Setelah mendengar adanya kekalahan Jepang, dibentuklah BPUPKI (Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia) atau Dokuritsu Junbi Cosakai yang diketuai oleh Radjiman Widyodiningrat. Nama BPUPKI diganti menjadi PPKI (Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia) atau Dokuritsu Junbi Inkai untuk lebih menegaskan keinginan dan tujuan bangsa Indonesia untuk merdeka. Soekarno, Hatta selaku pimpinan PPKI dan Radjiman Wedyodiningrat sebagai mantan ketua BPUPKI diterbangkan ke Dalat, Vietnam untuk bertemu Marsekal Terauchi.Pancasila Pra Kemerdekaan Dr. Radjiman Wediodiningrat, selaku Ketua Badan dan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan (BPUPK), pada tanggal 29 Mei 1945, meminta kepada sidang untuk mengemukakan dasar (negara) Indonesia merdeka, permintaan itu menimbulkan rangsangan anamnesis yang memutar kembali ingatan para pendiri bangsa ke belakang; hal ini mendorong mereka untuk menggali kekayaan kerohanian, kepribadian dan wawasan kebangsaan yang terpendam lumpur sejarah (Latif, 2011: 4).
Begitu lamanya penjajahan di bumi pertiwi menyebabkan bangsa Indonesia hilang arah dalam menentukan dasar negaranya. Dengan permintaan Dr. Radjiman inilah, figur-figur negarawan bangsa Indonesia berpikir keras untuk menemukan kembali jati diri bangsanya. Pada sidang pertama BPUPKI yang dilaksanakan dari tanggal 29 Mei - 1 Juni 1945.
 BAB III
PENUTUP

A.      KESIMPULAN

Berdasarkan uraian dan pembahasan makalah ini, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1.      Masuknya agama-agama besar di Nusantara menandai dimulainya kehidupan beragama pada masyarakat.
2.      Sebelum Negara Indonesia terbentuk pada 17 agustus1945, bentuk pemerintahan adalah kerajaan-kerajaan baik besar maupunkecil yang tersebar di Nusantara.
3.      Kontak dengan bangsa Eropa telah membawa perubahan-perubahan dalam pandangan masyarakat yaitu dengan masuknya paham-paham baru, seperti liberalism, demokrasi, nasionalisme.


 DAFTAR PUSTAKA


Adi Sudirman. 2014. Sejarah Indonesia Lengkap. Yagyakarta: Diva Press.
Moedjanto,G,.1989. Indonesia Abad Ke-20 I Dari Kebangkitan Nasional sampai     Linggarjati. Yogyakarta: Kanisius.
Sarjono Kartonodirdjo, 1987. Pengantar Sejarah Indonesia Baru: 1500-1900 Dari Emporium Jilid I. Jakarta: PT Gramedia.
Sartono Kartodirdjo, dkk. (ed). 1995. Sejarah Nasional Indonesia II. Jakarta: Balai Pustaka.
       Rukiyati,M.Hum., dkk. 2013. Pendidikan Pancasila. Yogyakarta: UNY Press.
http://sejarahramona.blogspot.com/ di download jam 20.15 WIB tgl 24-9-2014



 silahkan anda mengcopas dan menyebarluaskan artikel ini tapi jangan lupa harus mencantumkan blog kami dan meninggalkan komentarnya :) terimakasih sudah berkunjung

0 komentar:

Posting Komentar