Sabtu, 25 Oktober 2014

makalah interaksi sosial

BAB I
PENDAHULUAN
1. LATAR BELAKANG
Manusia sebagai makhluk sosial tidak mungkin bisa hidup sendiri. Selama hidup, manusia senantiasa berinteraksi dengan orang lain. Interaksi adalah sumber dari terciptanya kehidupan bermasyarakat yang harmonis. Tanpa
ada interaksi mana bisa orang hidup sendiri? Interaksi sosial yang menjadi syarat utama terjadinya aktivitas-aktivitas sosial merupakan hubungan sosial yang dinamis. Interaksi sosial menyangkut hubungan antarperorangan, antarkelompok, atau antara individu dengan kelompok.   
Para sosiolog memandang betapa pentingnya pengetahuan tentang proses sosial, mengingat bahwa pengetahuan perihal masyarakat saja belum cukup untuk memperoleh gambaran yang nyata mengenai kehidupan bersama manusia. Pengetahuan tentang proses-proses sosial memungkinkan seseorang untuk memperoleh pengertian mengenai gerak masyarakat.
Interaksi sosial merupakan kunci dari semua kehidupan sosial karena tanpa interaksi sosial, tak mungkin ada kehidupan bersama. Bertemunya orang-perorangan secara badaniah belaka tidak akan menghasilkan pergaulan hidup dalam suatu kelompok sosial. Pergaulan hidup semacam itu baru akan terjadi apabila orang-orang perorangan atau kelompok-kelompok manusia bekerja sama, saling berbicara, dan seterusnya untuk mencapai mencapai suatu tujuan bersama, mengadakan persaingan, pertikaian, dan lain sebagainya. Maka, dapat dikatakan bahwa interaksi sosial merupakan dasar proses sosial, yang menunjuk pada hubungan-hubungan sosial yang dinamis.       




2. RUMUSAN MASALAH
  Berdasarkan uraian diatas dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut :
1. Apa pengertian interaksi sosial?
2. Apa saja jenis-jenis interaksi sosial?
3. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi interaksi sosial?
4. Bagaimana hubungan sosial dalam bentuk interaksi sosial?
5. Bagaimana keteraturan sosial sebagai dari hasil interaksi sosial?
3. TUJUAN
1. Mengetahui pengertian interaksi sosial.
2. Mengetahui jenis-jenis interaksi sosial.
3. Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi interaksi sosial.
4. Mengetahui hubungan sosial dalam bentuk interaksi sosial.
5. Mengetahui keteraturan sosial sebagai hasil dari interaksi sosial.









BAB II
PEMBAHASAN
I. Pengertian Interaksi Sosial
Interaksi sosial merupakan kunci semua kehidupan sosial.
2.      Homans
Interaksi sosial adalah suatu kejadian ketika suatu aktivitas yang dilakukan oleh seseorang terhadap individu lain diberi ganjaran atau hukuman dengan menggunakan suatu tindakan oleh individu lain yang menjadi pasangannya.
3.      Shaw
Interaksi sosial adalah suatu pertukaran antarpribadi yang masing- masing orang menunjukkan perilakunya satu sama lain dalam kehadiran mereka, dan masing- masing perilaku mempengaruhi satu sama lain.
4.      Thibaut dan Kelley 
Interaksi sosial adalah peristiwa saling mempengaruhi satu sama lain ketika dua orang atau lebih hadir bersama, mereka menciptakan suatu hasil satu sam lain atau berkomunikasi satu sama lain.
5.      Bonner
Interaksi sosial merupakan suatu hubungan antara dua orang atau lebih individu, dimana kelakuan individu mempengaruhi, mengubah atau mempengaruhi individu lain atau sebaliknya.
Pengertian Interaksi sosial menurut beberapa ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa, interaksi adalah hubungan timbal balik antara dua orang atau lebih, dan masing-masing orang yang terlibat di dalamnya memainkan peran secara aktif. Dalam interaksi juga lebih dari sekedar terjadi hubungan antara pihak- pihak yang terlibat melainkan terjadi saling mempengaruhi.
II. Jenis-Jenis Interaksi Sosial
a.      Interaksi antara Individu dan Individu
Interaksi jenis ini terjadi manakala dua individu saling bertemu. Pertemuan dilanjutkan dengan bertegur sapa, berjabat tangan, berbicara atau bahkan tindakan yang bersifat permusuhan. Walaupun kedua individu yang bertatap muka itu tidak saling melakukan kegiatan, interaksi sosial di antara mereka tetap terjadi karena masing-masing pihak menyadari kehadiran pihak lain.
b.      Interaksi antara Individu dan Kelompok
Pada interaksi individu dengan kelompok, seorang individu akan dihadapkan pada sekelompok manusia dalam berbagai kondisi maupun kepentingan. Adakalnya seseorang tersebut bisa bertindak sebagai inspirator, motivator, maupun yang lainnya.
c.       Interaksi antara Kelompok dan Kelompok
Pada interaksi kelompok dengan kelompok, mereka yang berada dalam kelompok bukan lagi sebagai pribadi yang berdiri sendiri, melainkan satu kesatuan.

III. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Interaksi Sosial
a. Imitasi, adalah proses meniru orang lain baik dalam hal sikap maupun tingkah laku. Tindakan meniru ini mereka peroleh dengan cara belajar dan mengikuti perrbuatan orang lain yang menarik perhatiannya.
b. Sugesti, adalah pengaruh yang diberikan oleh pihak lain baik itu berupa pandangan, sikap, maupun perilaku sehingga orang yang mendapat pengaruh tersebut akan mengikuti tanpa berpikir panjang.
c. Identifikasi, adalah kecenderungan atau keinginan dalam diri seseorang untuk menjadi sama dengan pihak lain. Proses identifikasi dapat membentuk kepribadian sosial.
d. Simpati, adalah suatu proses yang ditandai adanya ketertarikan seseorang kepada orang lain serta menimbulkan dorongan untuk memahami dan ikut merasakan yang dialami, dilakukan atau diderita oleh orang lain tersebut.
e. Empati, adalah kemampuan memainkan peranan dalam konsidi yang sebenar-benarnya, seolah-olah ikut merasakan apa yang dirasakan oleh orang lain tersebut seperti rasa senang, sakit, susah, dan bahagia. Empati hampir mirip dengan sikap simpati. Perbedaannya, sikap empati lebih menjiwai atau lebih terlihat secara emosional.
f. Motivasi, yaitu rangsangan pengaruh, stimulus yang diberikan antar masyarakat, sehingga orang yang diberi motivasi menuruti atau melaksanakan apa yang dimotivasikan secara kritis, rasional dan penuh rasa tanggung jawab .

IV. Hubungan Sosial dalam Bentuk Interaksi Sosial
1. Proses Interaksi Sosial Asosiatif
Pada interaksi ini mengidentifikasikan adanya gerak pendekatan atau penyatuan. Proses interaksi sosial asosiatif cenderung menciptakan persatuan dan meningkatkan solidaritas diantara masing-masing anggota kelompok. Proses interaksi sosial asosiatif meliputi :
a.      Kerja sama (Cooperation)
Kerja sama adalah bergabungnya individu-individu atau sekelompok individu untuk mencapai tujuan bersama. Sehubungan dengan pelaksanaan kerja sama, ada lima bentuk kerja sama, yaitu:
1.      Kerukunan, mencakup gotong royong dan tolong menolong.
2.      Bargaining, yaitu pelaksanaan perjanjian mengenai pertukaran barang dan jasa antara dua organisasi atau lebih.
3.      Kooptasi, yakni suatu proses penerimaan unsur-unsur baru dalam kepemimpinan atau pelaksanaan politik dalam suatu organisasi.
4.      Koalisi, yakni kombinasi antara dua organisasi atau lebih yang mempunyai tujuan sama.
5.      Joint Venture, yaitu kerja sama dalam pengusahaan proyek-proyek tertentu.

b.      Akomodasi (Accommodation)
Akomodasi yaitu menunjuk pada suatu keadaan dan proses. Akomodasi adalah suatu interaksi kearah terciptanya kesepakatan yang dapat diterima kedua belah pihak yang tengah bersengketa. Akomodasi sebagai suatu proses mempunyai beberapa bentuk, yaitu:
1.      Koersi, ialah bentuk suatu akomodasi yang berlangsung dengan cara pemaksaan sepihak baik langsung maupun tidak langsung.
2.      Kompromi, ialah suatu bentuk akomodasi dimana pihak-pihak yang terlibat perselisihan saling mengurangi tuntutannya agar tercapai penyelesaian terhadap penyelisihan yang ada.
3.      Arbitrase, ialah suatu cara mencapai kompromi karena pihak-pihak yang bertikai tidak dapat menyelesaikan sendiri pertentangan itu. Akhirnya, pertentangan diselesaikan oleh pihak ketiga yang dipilih oleh kedua belah pihak.
4.      Mediasi, ialah menyelesaikan pertentangan dengan mengundang pihak ketiga yang netral. Pihak ketiga adalah mengusahakan suatu penyelesaian secara damai.
5.      Konsiliasi, adalah suatu usaha untuk mempertemukan keinginan-keinginan dari pihak-pihak yang berselisih demi tercapainya persetujuan bersama.
6.      Toleransi, merupakan suatu bentuk akomodasi tanpa persetujuan formal. Kadang-kadang toleransi timbul secara tidak sadar dan tanpa direncanakan.
7.      Ajudikasi, ialah penyelesaian perkara atau sengketa melalui pengadilan.
8.      Stalemate, merupakan suatu bentuk akomodasi dengan pihak-pihak yang bertentangan berhenti pada titik tertentu dalam melakukan pertentangannya.
9.      Segregasi, upaya saling memisahkan diri atau aling menghindar di antara pihak-pihak yang bertentangan dalam rangka mengurangi ketegangan.
10.  Gencatan senjata, ialah penangguhan permusuhanatau peperangan dalam jangka waktu tertentu. Masa penangguhan digunakan untuk mencari upaya penyelesaian konflik di antara piha-pihak yang bertikai.

c.       Asimilasi (Assimilation)
Aimilasi merupakan proses sosial yang ditandai dengan adanya usaha-usaha mengurangi perbedaan yang terdapat antara beberapa orang atau kelompok. Asimilasi juga meliputi usaha-usaha untuk mempertinggi kesatuan tindakan, sikap, dan proses-proses mental dengan memperhatikan kepentingan dan tujuan bersama.
d.      Akulturasi (Acculturation)
Akulturasi merupakan suatu proses dimana kelompok manusia dengan suatu kebudayaan tertentu dihadapkan pada unsur kebudayaan asing yang berbeda. Unsuur-unsur kebudayaan asing itu lambat laun diterima dan diolah kedalam kebudayaan sendiri, tanpa menyebabkan hilangnya kepribadian kebudayaan itu sendiri.
2. Proses Interaksi Sosial Disosiatif
Proses interaksi sosial disosiatif cenderung menciptakan perpecahan dan merenggangkan solidaritas di antara anggota kelompok. Interaksi sosial disosiatif dapat selalu ditemukan pada setiap masyarakat. Bentuk dan coraknya tentu saja akan bervariasi, tergantung keadaan budaya masyarakat yang bersangkuta. Proses-proses interaksi sosial disosiatif dibedakan dalam tiga bentuk, yaitu :
a.       Persaingan (Competition)
Persaingan dapat diartikan sebagai suatu proses sosial, dengan ciri individu atau kelompok-kelompok manusia bersaing mencari keuntungan melalui bidang-bidang kehidupan.
b.      Kontravensi (Contravension)
Kontravensi ditandai oleh adanya ketidakpastian mengenai diri seseorang, perasaan tidak suka yang disembunyikan, kebencian, dan keraguan. Kontravensi berarti sikap
tersembunyi terhadap orang lain atau unsur kebudayaan suatu golongan tertentu.
c.       Pertentangan atau Pertikaian (Conflict)
Pertentangan atau pertiakaian adalah suatu proses sosial. Setiap individu atau kelompok berusaha memenuhi  tujuannya dengan jalan menantang pihak lawan dengan ancaman dan kekerasan.


V. Keteraturan Sosial sebagai Hasil Interaksi Sosial
Keteraturan sosial adalah suatu keadaan yang berciri hubungan sosial yang berlangsung di antara anggota-anggota masyarakat tercermian adanya keselarasan, keserasian, dan keharmonisan sesuai dengan nilai-nilai yang berlaku. Ada beberapa unsur keteraturan sosial, yakni :
1.      Tertib Sosial (Social Order)
Tertib sosial adalah gambaran tentang kondisi kehidupan suatu masyarakat yang teratur, dinamis, dan aman sebagai akibat adanya hubungan yang selaras antara tindakan, norma, dan nilai sosial dalam interaksi sosial.
2.      Order (Order)
Menurut KBBI order diartikan sebagai perintah atau pesanan untuk melakukan sesuatu. Dalam sosiologi, order adalah sistem norma dan nilai-nilai sosial yang berkembang, diakui, dan dipatuhi oelh seluruh anggota masyarakat.
3.      Keajekan (Constancy)
Keajekan adalah gambaran suatu kondisi keteraturan sosisl yang tetap dan relatif tidak berubah sebagai hasil hubungan yang selaras antara tindakan, norma, dan nilai dalam interaksi sosial.
4.      Pola (Pattern)
Pola dalam sosiologi berarti gambaran atau corak hubungan sosial yang tetap dalam interaksi sosial. Terbentuknya pola dalam interaksi sosial tersebut melalui proses cukup lama dan berulang-ulang.





BAB III
PENUTUP

SIMPULAN
            Tidak semua tindakan disebut tindakan sosial. Suatu tindakan dapat disebut tindakan sosial apabila tindakan tersebut dilakukan dengan mempertimbangkan perilaku orang lain. Interaksi sosial akan berlangsung apabila seorang individu melakukan tindakan dan dari tindakan tersebut menimbulkan reaksi dari individu yang lain. Syarat terjadinya interaksi sosial adalah adanya kontak dan komunikasi.














Daftar Pustaka
http://sosiologipendidikan.blogspot.com/2009/03/interaksi-sosial.html (diunduh tanggal 15/09/2014) pukul 19.13 WIB)
Nurseno. 2009. Theory and application of sociology. Solo: Tiga Serangkai.
Soekanto, Soerjono. 1970. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: Yayasan Penerbit Universitas Indonesia

Sunarto, Kamanto. 1993. Pengantar Sosiologi. Jakarta: Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.

0 komentar:

Posting Komentar